Lompat ke isi utama

Berita

Lewat Gelar Budaya, Bawaslu ajak Tolak Politik Uang

Lewat Gelar Budaya, Bawaslu ajak Tolak Politik Uang

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Pekalongan menggelar event kebudayaan di depan pendopo Kajen, kemarin. Dalam kegiatan tersebut, Bawaslu mengajak masyarakat menolak politik uang dan ikut mengawasi pemilihan umum (pemilu) 2019 sehingga tercipta pemilu yang jujur, adil, dan berintregritas.

Hal itu dibenarkan Ahmad Dzul Fahmi, Ketua Bawaslu Kabupaten Pekalongan. “Kita mengajak masyarakat untuk ikut mengawasi bersama pemilu ini dengan cara ketika ada dugaan pelanggaran pemilu, saya harap untuk dilaporkan ke Bawaslu, salah satunya ketika ada dugaan money politik dan lain sebagainya bisa disampaikan kepada kami,” jelasnya Minggu (31/1).

 

Kegiatan tersebut diisi musik rampak, parade band, dan penampilan kesenian yang ada di Kabupaten Pekalongan. Bawaslu juga membagikan kaos sosialisasi yang ada tulisannya “Anda berhak membeli apa saja tapi jangan membeli suara”. Kegiatan dihadiri oleh Pangawas Kecamatan (Panwascam), Pengawas desa (Panwasdes), Pengawas TPS (Panwas TPS), Pemerintahan Kabupaten Pekalongan, dan serta para masyarakat.

Senada diungkapkan Koordinator Hukum, Data, dan Informasi Bawaslu Kabupaten pekalongan, Wahyudi Sutrisno. Ia berharap masyarakat mengetahui pengawasan bukan sesuatu yang menakutkan. “Melalui even budaya ini kita berharap semua masyarakat dapat ikut berpartisipasi dan berperan serta dalam pengawasan pemilu,” jelasnya.

Sementara Bupati Kabupaten Pekalongan, H Asip Kholbihi, juga menghimbau kepada masyarakat untuk rukun. “Monggo masyarakat Kabupaten Pekalongan guyup rukun, biarpun beda pilihan tapi tidak boleh musuhan, kita semua kembali ke nilai-nilai budaya masyarakat Kabupaten pekalongan, yaitu budaya yang santun, pilihan boleh berbeda yang penting kita wujudkan pemilu yang penuh kedamaian dan penuh keceriaan, siapapun yang terpilih itulah pilihan terbaik masyarakat,” katanya.

Bupati juga mengajak masyarakat agar berpartisipasi dalam pemilu dan tidak golput. “Angka partisipasi Kabupaten Pekalonga pada tingkat Pilkada masih 75-nan persen, dan diharapkan pada pemilu kali ini bisa sampai 80-an persen, dan pada tanggal 17 April nanti dapat menggelar pemilu yang aman dan damai,” ungkapnya.

Begitu pun diungkapkan Kapolres Pekalongan AKBP Wawan Kurniawan yang diwakilkan oleh Mashudi. “Bahwa tahap pemungutan suara tinggal 17 hari lagi, jaga kondusifitas masyarakat Kabupaten Pekalongan jangan mudah terhasut dengan hal-hal yang tidak pasti kebenarannya, jangan memilih calon pemilih yang minta dipilih dengan memberi uang, tolak politik uang, ciptakan Kabupaten Pekalongan yang bersih dari politik uang,” katanya.

Dalam kesempatan ini Bawaslu mengajak masyarakat mengucapkan isi deklarasi yang dibacakan oleh Ketua Bawaslu dan diikuti masyarakat. Isi deklarasinya diantaranya, mengajak masyarakat menolak politik uang, mengajak masyarakat menolak ujaran kebencian, dan mengajak masyarakat siap berpartisipasi dalam pemilu 2019 yang bermartabat dan berintregritas.

Di Kabupaten Pekalongan ada 2879 TPS, tentu harus dijaga agar aman, instrumen pengamanan TPS bekerja sama dengan LINMAS, KAPOLRES, dan KODIM yang akan terjun ke masyarakat untuk mengamankan pesta demokrasi tahun ini. Hingga saat ini TPS di Kabupaten Pekalongan belum ditemukan potensi kerawanan. Harapannya pemilu dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Bagi masyarakat yang belum punya E-KTP bisa memilih dengan menggunakan surat keterangan (Suket) tanda bahwa E-KTPnya belum jadi dari Dinas Kependudukan Catatan Sipil (Dindukcapil). [Radar]